Selasa, 29 November 2011

Jakarta Fashion Week 2012 Day 3, Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), Agnes Budhisurya.

Di hari ketiga Jakarta Fashion Week 2012 ini, lebih tepatnya pada tanggal 14 November 2011. Saya hanya diberi kesempatan untuk menonton dua show dari sembilan show di hari itu. Karena memang tiketnya benar-benar limited dan banyak di cari orang, apa daya saya hanya bisa gigit jari dengan hanya memiliki dua tiket show saja. But, both of the show really amazing.

Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), Agnes Budhisurya.

Seakan untuk menunjukkan ke-eksistensian di bidang fashion. Kiranya membuat para desainer Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) tak pernah absen untuk mempublikasikan karyanya di setiap acara Jakarta Fashion Week. Salah satu dari banyakanya desainer APPMI itu adalah Agnes Budhisurya. Yang pada hari ketiga JFW ini saya diberi kesempatan untuk menikmati show-nya.

Dengan mengambil tema “Art in Fashion”. Agnes Budhisurya banyak meng-eksplor kain-kain tradisional dari Indonesia yang diaplikasikan dengan permainan kain karyanya yang kebanyakan mendapat kan inspirasinya dari coretan-coretan lukisan yang dibuat oleh-nya.

Sesi pertama, dibuka dengan koleksi-koleksi pakaian yang bisa dibilang cukup ready to wear yang bahan kain-nya kebanyakan memakain kain-kain tenun ikat dari Indonesia. Awalnya saya bukan penggemar kain-kain Indonesia, namun karena show ini, yang notabene saya benar-benar langsung melihatnya dari dekat saya takjub bukan kepalang.




Dari sesi pertama ini, saya digelitik oleh tiga pasang dress yang bahan kain-nya dari kain tenun dengan akses yang banyak disapu warna biru. Sangat elegan, very chic, dan wearable diperagakan model. Jenisnya pun dibuat bermacam-macam, ada yang dibuat dengan potongan one shoulder, turtle neck, ada juga yang dibuat dengan aksen kerah yang tinggi.



Karya lain di sesi pertama yang juga menggelitik saya adalah koleksi yang ditampilkan di akhir sesi pertama. Bisa dibilang sang model mirip sekali dengan putri-putri raja khas indonesia. Dengan kain beraksen gradasi dari coklat ke oranye pada bawahan. Dan detail aksen kotak-kotak pada bagian depan atasan. Berpadu harmonis dengan kain serupa chiffon yang beraksen kain tradisional yang menutup lengan sampai pergelangan tangan. Adorable.



Sesudah mata saya dimanjakan dengan sajian kain-kain tenun khas Indonesia. Di sesi kedua, giliran kain-kain batik dari Jawan yang unjuk gigi. Batik tentunya sangat menggoda dan merupakan kekayaan dari Indonesia yang paling indah. Show dibuka dengan kolekasi batik yang sangat mewah dan penuh drama. Masih terlihat mirip dengan putri-putri khas dari Indonesia, namun kali ini terlihat seperti putri Jawa. Kain batik dengan motif print yang menakjubkan untuk bawahan. Dipadu dengan kain chiffon berwarna emas. Menimbulkan kesan mewah dengan ditambahkannya asesoris-asesoris yang penuk lekukan. Sehingga menampilkan siluet indah yang penuh drama jika dilihat dari belakang. Amazing.




Koleksi lain yang saya sangat suka di sesi ini adalah simple tube dress yang bahannya masih menggunakan bahan dari kain batik. Very simple, chick, dengan daya pakai yang cukup mudah. Memang terlihat simpel, namun saya menyukai aksen dedaunan yang diaplikasikan melingkar pada bagian dada hingga ke punggung.




Ada juga koleksi maxi dress yang cukup membuat saya terhentak. Dengan atasan dibuat menyerupai tube dress, dan bawahan yang super maxi, keduanya disapu dengan warna hitam pekat yang beradu dengan motif print berwarna emas yang menyusun bentuk geometris dan ranting-ranting melengkung. Tentunya masih membuat saya tercengang dengan indahnya siluet pakaian ini ketika dilihat dari belakang.




Seakan batik tak pernah mati. Koleksi selanjutnya adalah dress tanpa lengan dengan sapuan gradasi warna hijau ke krem. Memang jika sampai disini terlihat sangat biasa. Yang membuat saya takjub dengan koleksi ini adalah dengan penambahan kain batik dengan motif burung merak yang amazing diaplikasikan di bagian belakang. Dengan detail print yang cukup rumit sehingga membuatnya tampak indah dan penuh drama jika dlihat siluetnya dari belakang. Awesome.




Di sesi terkahir koleksi Agnes Budhisurya kali ini. Sang desainer terlihat banyak bermain-main dengan kain. Dengan banyak dominasi sapuan warna hijau, merah, dan kuning. Di koleksi ini merupakan representasi dari bunga-bunga khas Indonesia yaitu, Monstera, Simbar Menjangan, Kadaka Papua, Bouganville, Helikonia yang kemudia di lukiskan sang desainer pada sebuah kanvas, lalu mengaplikasikannya menjadi motif print pada kain. Sounds Interesting.



Di peragaan sesi terakhir ini, di lengan sebelah kiri sang model tergantung lukisan-lukisan karya sang desainer atas representasi bunga-bunga khas Indonesia. Sementara di lengan yang berlawanan terjulur indah kain dengan warna senada seperti lukian yang menampilkan lukisan terkait tersapu di dalam kain.

“Aku mengambil sehelai kain, aku tuangkan karya sang pencipta melalui sapuan kuas”. Dan show permainan kain dari Agnes Budhisurya pun ditutup dengan manis.

for more photos, click this link =>  JFW 2012, APPMI Agnes...  


0 komentar:

Posting Komentar